Sudah menjadi budaya, merayakan tahun baru dengan mercon atau petasana kembang api. Termasuk di Indonesia yang sering melakukan hal tersebut disaat menjelang pergantiannya hari.
Para penjual mercon kembang api mengalami peningkatan disetiap malam tahun baru. Pendapatannya bisa saja mencapai belasan juta dalam semalam. Hal ini karena banyaknya masyarakan menggunakan mercon kembang api untuk merayakannya.
Namu berbeda dengan tahun sebelumnya, perayaan tahun baru ini kembang api dilarang untuk digunakan (kompas.com). Karena kebijakan pemerintah pusat maupun daerah melarang untuk kegiatan tersebut. Hal ini dilakukan untuk upaya memutus rantai dari virus covid-19.
Disamping itu, para penjual mengalami kemerosotan dalam penjualan kembang api tersebut. Banyak dari masyakat PKL (pedagang kaki lima) yang berkeluh kesah pada malam pergantian tahun baru tersebut.
" gatau harus gimana lagi, malam ini sama sekali tidak ada pemasukan. Ditambah lagi hari hari kemarin, saya tidak bisa jualan" -marto (penjual keliling)
"kalo malam ini tidak ada yang laku, saya akan bangkrut" -toto (penjual mercon kembang api)
Dari hal tersebut pemerintah tidak melihat dari dampak akan kebijakan tersebut. Sejauh ini hemat saya belum ada bantuan dari pemerintah untuk membantu para PKL yang berjualan terkhusus di daerah underpas makam haji.
Adapun dana bantuan yang pernah di luncurkan oleh pemerintah untuk bantuan covid-19 belum juga masif di daerah underpas makam haji
"katanya pemerintah ngasih bantuan, tapi sampe sekarang belum juga sampai ke PKL di daerah sini"- Toto (31/12/2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar